Lahir : Jakarta, 9 Maret 1903
Wafat : Surabaya, 17 Agustus 1938
Makam : Surabaya
Di Bandung, ia bekerja sebagai wartawan, dan sejak itu ia mulai aktif ikut dalam pergerakan nasional. Kebenciannya terhadap Belanda pernah ia tuangkan dalam sebuah buku berjudul Perawan Desa. Namun, buku tersebut dilarang beredar dan disita oleh Belanda.
W.R. Soepratman memiliki kepandaian bermain biola. Pada tahun 1924, inspirasinya muncul untuk menciptakan lagu kebangsaan setelah ia membaca sebuah artikel di majalah Timbul. Maka, lahirlah lagu "Indonesia Raya".
Pada malam penutupan Kongres Pemuda Indonesia II yang berlangsung tanggal 27-28 Oktober 1928, W.R. Soepratman berkesempatan memperdengarkan lagu "Indonesia Raya" lewat gesekan biolanya. Kongres tersebut, selain melahirkan Sumpah Pemuda, menetapkan bendera Merah Putih sebagai bendera nasional. Sejak saat itu, bendera Merah Putih dan lagu "Indonesia Raya" selalu hadir dalam setiap kongres yang dilakukan oleh partai-partai politik.
Lagu "Indonesia Raya" juga dinyanyikan secara spontan sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 dikumandangkan. Lagu "Indonesia Raya" kemudian ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia setelah Indonesia merdeka. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 016/TK/1971, Wage Rudolf Soepratman diangkat sebagai pahlawan nasional